Dikutip dari website Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) musim hujan di Indonesia tahun 2019/2020 dimulai pada Bulan Oktober 2019 dan diperkirakan mencapai puncak pada bulan Januari-Februari 2020. Puncak musim hujan biasanya ditandai dengan bencana banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah di Indonesia. Tahun ini giliran Jakarta dan sekitarnya yang dihadiahi banjir di awal tahun. Sebenarnya tak hanya musibah saja yang harus diwaspadai pada musim hujan, kesehatan ternak kita juga harus kita perhatikan agar tidak tumbang dilanda musim penghujan. Mari kita simak apa saja penyakit pada sapi yang marak terjadi di musim penghujan dan bagaimana mengatasinya.
Penyakit pertama yang sering terjadi pada sapi di musim penghujan adalah kepincangan. Kepincangan di musim penghujan biasanya terjadi karena lantai kandang yang licin atau rusak. Keadaan ini akan menyebabkan sapi terpeleset atau terjatuh lalu pincang. Lantai kandang yang rusak harus segera diperbaiki, pastikan kemiringan kandang cukup, dan sistem pembuangan lancar agar tidak ada genangan air di kandang. Dikutip dari buku Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, kemiringan lantai kandang berkisar antara 2-5% yang artinya setiap panjang 1 meter maka ketinggian lantai bagian belakang menurun sebesar 2-5 cm (kemiringan 15O kearah selokan). Agar tidak licin, lantai kandang baiknya dialasi dengan karpet agar ternak tidak mudah terpeleset. Kepincangan juga dapat disebabkan oleh kram karena sapi kurang bergerak. Pastikan kepadatan kandang cukup untuk hewan bergerak dan berbaring. Dikutip dari Agromedia.net setiap 1 sapi membutuhkan ruang sebesar 1.5 x 2.5 m, 1.5 x 2 m, atau 1 x 15 m.
Contoh kemiringan kandang yang baik (kiri) dan kandang yang memakai karpet (kanan)
Sumber: Buku Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong dan Tribunnews.com
Penyakit selanjutnya yang harus diwaspadai adalah kembung, kecacingan, dan grass tetany. Ketiga penyakit ini disebabkan oleh kondisi hijauan yang basah dan masih muda selama musim penghujan. Kembung pada sapi juga dapat berlanjut menjadi diare. Kembung dan diare disebabkan karena kandungan air yang tinggi dan serat kasar yang rendah pada hijauan. Sebaiknya hijauan yang basah diangin-anginkan terlebih dahulu sampai layu sebelum diberikan kepada ternak Kandungan rendah mineral khususnya Mg pada rumput muda sering menyebabkan sapi terkena penyakit grass tetany. CATTLEVET® mengandung mineral lengkap untuk mencegah penyakit kekurangan mineral seperti grass tetany. CATTLEVET® juga mengandung vitamin B kompleks untuk menjaga daya tahan sapi anda sehingga terhindar dari penyakit lain seperti demam karena cekaman dingin. Campurkan 2 kg CATTLEVET® setiap 1 ton pakan ternak anda dan berikan setiap hari.
Sapi kembung (kiri), grass tetany (tengah), dan kecacingan (kanan)
Sumber: Buku Peyakit Noninfeksius pada ternak dan agrobisnisinfo.com
Kecacingan sapi tidak dapat dipisahkan dengan musim penghujan. Walau jarang menyebabkan kematian, kecacingan akan menimbulkan kerugian ekonomi karena dapat menurunkan produksi ternak. Larva-larva cacing akan banyak terdapat di ujung rumput pada pagi hari karena kondisi yang lembab dan relatif dingin. Usahakan memanen rumput saat pagi menjelang siang agar larva-larva cacing turun ke pangkal rumput sehingga tidak termakan oleh sapi. Pelayuan hijauan sebelum diberikan kepada sapi juga akan mengurangi resiko kecacingan sapi. Selanjutnya yang tak kalah penting lakukan program deworming secara teratur dengan LEVAMIT-125® setiap 3-4 bulan sekali.
CATTLEVET® dan LEVAMIT-125®
Di musim penghujan ini semoga rentetan bencana dapat segera usai dan ternak kita tetap kuat menghadapi tantangan penyakit di musim penghujan. Tips kami untuk para peternak adalah lakukan perbaikan manajemen peternakan dan upaya peningkatan daya tahan tubuh ternak anda. Berikan CATTLEVET® dan LEVAMIT-125® untuk mencegah hewan terjangkit penyakit di musim penghujan. Informasi lebih lanjut kunjungi website kami di www.mitravet.com.
(website Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Pontianak, 19 Nov 2019)
Leave A Comment