Musim hujan tahun ini sudah memasuki puncaknya dengan curah hujan yang tinggi. Peningkatan curah hujan seringkali diikuti oleh peningkatan jumlah lalat. Lalat berkembang biak dengan pesat di tempat yang kotor dan lembab. Seperti yang kita tau, lalat dapat menganggu dan mendatangkan penyakit, tak terkecuali pada ayam. Banyaknya lalat pada kandang akan menyebabkan ayam terganggu dan gelisah hingga stress dan nafsu makan turun. Pengurus kandang pun tentunya tidak nyaman bekerja di antara lalat yang begitu banyak.
Lalat tidak hanya mengganggu, namun juga mendatangkan bahaya karena merupakan vektor atau pembawa dan penyebar dari penyakit. Lalat berperan menjadi vektor dari penyakit akibat Salmonella pullorum, Salmonella gallinarum, Escherichia coli, New Castle Disease, dan parasit salah satunya cacing. Selain menjadi vektor penyakit pada ayam, lalat juga vektor dari penyakit pada manusia sehingga jumlah yang banyak dari lalat di kandang ayam berpotensi menimbulkan konflik dengan warga yang tinggal disekitar kandang.
Lalat tertarik dengan kandang ayam karena limbah buangan kandang, seperti pakan yang tercecer dan kotoran ayam. Terlebih bila limbah tersebut menumpuk banyak, akan semakin menarik datangnya lebih banyak lalat. Lalat hidup dari limbah organik buangan kandang dan berkembang biak di lingkungan kandang yang kotor dan lembab. Oleh karena itu, terjadi peningkatan lalat pada musim hujan karena pada musim hujan kelembaban lingkungan akan meningkat.
Tingginya jumlah lalat di kandang tentu akan merugikan peternak sehingga lalat di kandang ayam harus dicegah dan ditangani dengan baik. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain membuang kotoran (limbah) secara berkala, sehingga kebersihan terjaga dan limbah yang merupakan sumber hidup lalat dapat terminimalisir. Selain itu, temperatur dan ventilasi juga perlu diperhatikan agar lingkungan kandang tidak lembab. Alas kandang juga diusahakan untuk selalu kering dan bersih, oleh karena itu tempat pakan dan minum harus diperhatikan agar tidak tumpah dan juga tidak ada tetesan air hujan akibat kebocoran kandang. Kemudian, ayam yang mati juga harus segera dimusnahkan bangkainya untuk mencegah lalat. Selain langkah-langkah tersebut, pencegahan dan penanganan lalat dapat dikombinasikan dengan penggunaan insektisida.
Membersihkan kandang ayam.
(www.jogja.tribunews.com)
Cyromazine yang merupakan turunan dari Triazine merupakan salah satu insektisida yang dapat membasmi lalat di peternakan. Cara kerja dari Cyromazine yaitu dengan menghambat perkembangan larva dipthera dari instar I ke instar II. Untuk memutuskan siklus hidup lalat, Cyromazine diberikan pada ayam selama 4-6 minggu berturut-turut kemudian dihentikan selama 4-8 minggu dan dilanjutkan lagi setelahnya. Pengendalian secara kimia ini biasanya dilakukan di kandang ayam layer karena masa produksinya cukup panjang. Namun, pengendalian secara kimia ini juga dapat dilakukan di kandang broiler pada musim lalat.
LARVASID®
LARVASID® merupakan produk pembasmi lalat dari PT. MITRAVET. Dengan kandungan 10% Cyromazine, LARVASID® dapat membasmi lalat secara efektif pada kandang ayam. Campurkan 50 g LARVASID® dengan satu ton pakan dan berikan selama 4-6 minggu atau hingga populasi lalat tinggal sedikit. Hentikan pemakaian selama 4-6 minggu dan gunakan kembali LARVASID® setelahnya. LARVASID® sudah terdaftar di Kementrian Pertanian dengan nomor registrasi KEMENTAN RI No. D.15103003 FTS.1. Informasi lebih lanjut kunjungi website kami di www.mitravet.com.
(Pengendalian Lalat di Kandang Ayam, Infovet, Januari 2021)
Leave A Comment