Tahun 2019 bisa dibilang tahun yang “keras” bagi pelaku usaha di bidang perunggasan. Selain dihadapkan dengan tantangan pelarangan AGP, pelaku usaha juga dihadapkan dengan harga ayam hidup (live bird) yang sering berada di bawah HPP (harga pokok produksi). Belum lagi permasalahan penyakit unggas yang tidak pernah absen setiap tahunnya. Tren penyakit unggas di tahun 2019 didominasi oleh penyakit saluran pernafasan dan pencernaan. Salah satu penyakit unggas dengan kejadian terbanyak di tahun 2019 dan diprediksi akan tetap jaya di tahun 2020 adalah CRD (Chronic Respiratory Disease).

Kejadian CRD di tahun 2019 mencapai 13% dari total kejadian penyakit yang terjadi selama tahun 2019. CRD atau yang disebut juga Mycoplasmosis disebabkan karena bakteri Mycoplasma gallisepticum. Bakteri menyerang sistem pernafasan unggas dengan cara menempel di silia organ pernafasan kemudian melepaskan endotoksin yang dapat merusak sistem mukosiliaris (sistem pertahanan saluran pernafasan).

Penularan CRD dapat terjadi melalui burung liar, mobilitas pekerja kandang, kendaraan yang terkontaminasi, dan DOC yang tertular dari induk yang menderita CRD. Mycoplasma gallisepticum merupakan bakteri komensal (bakteri yang normal ada di saluran pernafasan ayam). Bakteri ini akan menjadi berbahaya ketika didukung kondisi lingkungan yang buruk. Kondisi lingkungan yang buruk ini erat kaitanya dengan ventilasi kandang. Jika ventilasi kandang buruk, kelembaban dan kadar ammonia kandang akan tinggi serta kadar oksigen akan menurun. Keadaaan inilah yang menyebabkan Mycoplasma gallisepticum dapat berkembang biak dengan cepat dan merusak sistem mukosiliari saluran pernafasan.

Ayam yang terkena CRD

Sumber: majalah infovet

Faktor lain yang menyebabkan CRD mewabah di peternakan antaralain kadar ammonia dan debu kandang yang tinggi. Amonia dan debu dapat mengiritasi saluran pernafasan ayam sehingga bakteri Mycoplasma gallisepticum lebih mudah menyerang saluran pernafasan.

Kenapa CRD

merepotkan? Telah dijelaskan sebelumnya bahwa penyakit ini dapat merusak sistem pertahanan saluran pernafasan unggas. Keadaan ini menyebabkan unggas rentan terserang penyakit pernafasan lain. CRD sering diiringi dengan penyakit Kolibasilosis yang disebabkan oleh Escherichia coli. Infeksi sekunder ini akan memperparah keadaan unggas dari penurunan produksi hingga kematian.

Pencegahan CRD dapat dilakukan dengan cara menjalankan program sanitasi dan biosekuriti yang baik. Hal yang paling penting yang harus dilakukan peternak adalah memilih DOC dari breeder yang bebas CRD. Jangan lupa untuk mengatur ventilasi kandang agar kadar ammonia dan debu tetap terkontrol. Program pengendalian CRD dengan antibiotik merupakan pilihan terakhir juga dengan memperhatikan kondisi DOC yang masuk.

MITRAFLOX-12®

Pengendalian DOC dapat dilakukan dengan memberikan antibiotik. Mycoplasma gallisepticum peka terhadap antibiotic Enrofloxacine. MITRAFLOX-12® merupakan larutan Enrofloxacine yang dapat digunakan sebagai program pencegahan dan pengobatan CRD di peternakan anda. Enrofloxacine dapat membunuh bakteri (bakterisidal) dengan cara menghambat DNA-gyrase bakteri. MITRAFLOX-12® tersedia dalam kemasan 100 ml dan 1 liter. Setiap ml MITRAFLOX-12® mengandung 12 mg Enrofloxacine. MITRAFLOX-12® sudah terdaftar di Kementerian Pertanian dengan nomor registrasi KEMENTAN RI No. D. 13062608 PKC. 1. Informasi lebih lanjut kunjungi website kami di www.mitravet.com.

(Majalah Infovet Edisi Desember 2019 hal. 15-16)