Prospek ayam ras petelur (layer) di Indonesia sangat baik, hal tersebut karena ayam layer tergolong dalam nilai investasi dalam jangka panjang. Telur yang dihasilkan dari ayam layer dapat berjumlah hingga 320 butir/perekor sampai pemeliharaan 72 minggu. Proses pembentukan telur berlangsung selama 23-26 jam, yaitu dari proses pembentukan kuning telur (yolk) hingga terbentuknya telur yang siap di keluarkan dari tubuh. Telur yang tidak dibuahi melalui perkawinan (sexual intercourse) bersifat infertil (tidak dibuahi), sehingga tidak dapat ditetaskan menjadi anak ayam (DOC). Sebaliknya, telur yang dibuahi bisa bersifat fertil dan dapat ditetaskan.

Penurunan produksi telur tentu kan merugikan peternak ayam layer. Selain penurunan produksi, kerusakan seperti kerabang telur rapuh, telur tidak bulat atau pipih, warna kerabang pucat, telur mudah pecah, dan albumin sangat encer juga akan merugikan peternak. Terjadinya hal-hal tersebut umumnya karena kondisi ayam yang kurang baik, seperti terjadinya gangguan reproduksi. Gangguan reproduksi bisa terjadi, baik dari dalam tubuh ayam (internal) maupun dari luar tubuh ayam itu sendiri (eksternal).

Gangguan internal, antara lain:

  1. Penyakit Egg Drop Syndrome. Penyakit ini merupakan penyakit infeksius organ reproduksi pada ayam di masa bertelur dengan ciri-ciri penurunan produksi telur, kegagalan mencapai puncak produksi, deformasi bentuk telur dan gangguan pigmentasi kerabang telur tanpa ayam menunjukkan gejala-gejala klinis.
  2. Penyakit Infectious Bronchitis (IB). Penyakit ini mengakibatkan produksi telur yang rendah dalam jangka waktu lama, kualitas kerabang telur yang rendah, bentuk telur yang abnormal dan warna kerabang telur yang pucat serta tipis. Penyakit ini juga dapat menyebabkan alat dan saluran reproduksi mengalami kerusakan parah. Hal ini disebabkan terjadinya kerusakan permanen pada ovarium dan saluran telur lainnya akibat serangan IB semasa anak ayam berumur kurang dari dua minggu. Kerusakan alat dan saluran reproduksi ini akan menyebabkan ayam petelur tidak mampu menghasilkan telur.
  3. Penyakit Newcastle Disease (ND). Penyakit ini merupakan penyakit akibat infeksi virus akan mengakibatkan produksi telur menurun drastis, kualitas telur menurun (kerabang telur kasar, tipis dan lembek, fertilitas dan daya tetas menurun).
  4. Bibit ayam. Ayam yang berasal dari induk dan pejantan yang secara genetik kurang baik akan memiliki saluran reproduksi yang kurang baik juga sehingga produksi telur dan anak ayam yang dihasilkan akan rendah kuantitas dan kualitasnya.
  5. Sex Error dan Sexing Error. Kelainan seks atau kesalahan sexing baik pada jantan maupun betina akan mengakibatkan produksi telur, fertilitas dan daya tetas yang diharapkan tidak tercapai, oleh karena itu ayam yang cenderung memiliki sexing error harus segera diafkir dari kelompoknya.
  6. Umur ayam. Ayam muda yang mengawali bertelur akan menghasilkan telur yang kecil dibawah standar sehingga diperlukan seleksi telur sebelum melangkah ke tahap penetasan. Demikian pula ayam tua yang organ reproduksi ayam sudah menurun fungsinya. Telur akan menjadi terlalu besar serta fertilitas dan daya tetas menurun.

Gangguan eksternal, antara lain berupa:

  1. Stres lingkungan. Perubahan cuaca/iklim yang drastis dari suhu panas ke dingin atau sebaliknya dan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya akan mengakibatkan produksi telur dan daya tetas menurun. Hal ini dapat diatasi salah satunya dengan pemberian obat anti-stres dan penggunaan kandang tertutup (closed house). Stres juga dapat terjadi karena penangkapan/pemindahan ayam yang kasar, perubahan kandang, pakan dan pendengaran yang mendadak seperti kebisingan. Perubahan penglihatan/warna peralatan/petugas kandang juga dapat menyebabkan stres pada ayam.
  2. Rendahnya kualitas dan kuantitas pakan. Pakan sangat berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas produksi telur karena komposisi telur dibentuk dari zat gizi (nutrient) dari pakan yang dikonsumsi ayam. Standar komposisi pakan untuk tiap periode umur ayam (startergrower, pre-layerlayer) sudah ditentukan sesuai dengan jenis dan strain ayam. Kelalaian pemberian pakan akan berdampak buruh dan panjang pada sistem reproduksi dan produksi.
  3. Kualitas dan kuantitas air minum. Tubuh ayam terdiri dari 80% air yang berfungsi sebagai media transportasi zat makanan ke sel-sel tubuh, media penetralisir suhu tubuh, pembuang sisa makanan yang tidak dicerna, serta menetralisir zat beracun. Oleh karena itu, pemberian air minum yang terlambat, tidak mencukupi. dan kualitas air yang rendah akan berdampak luas pada produksi telur dan reproduksi ayam.
  4. Pencahayaan (lighting). Program pencahayaan pada pemeliharaan ayam layer berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan, mengontrol sexual maturity (kedewasaan), dan mencapai bobot badan standar pada produksi telur 5%. Stimulasi lampu pada kandang open house (kandang terbuka) dimulai pada saat bobot badan ayam mencapai 1.250 gram dengan penambahan cahaya dua jam, kemudian ditingkatkan tiap ½ jam/minggu hingga 16 jam atau 16,5 jam dengan intesitas 40 lux. Hal ini bertujuan mencegah keterlambatan sexual maturity. Pada daerah beriklim panas dianjurkan pencahayaan pada pagi hari (subuh) yang sejuk untuk meningkatkan konsumsi pakan, tetapi penambahan cahaya tidak boleh sebelum produksi telur 5%. Selain itu, disarankan juga penambahan cahaya pada tengah malam selama dua jam untuk meningkatkan konsumsi pakan. Bila hal tersebut tidak dilakukan dengan serius, maka kemungkinan besar gangguan produksi dan reproduksi akan muncul.

CARVITA-15®

Manajemen pemeliharaan yang baik mampu mengatasi gangguan-gangguan tersebut. Perkandangan dan pencahayaan yang seusai, serta kebutuhan nutrisi tercukupi sangat krusial untuk meningkatkan performa ayam layer. Selain dari pakan, kebutuhan nutrisi juga dapat dipenuhi dengan penambahan vitamin. CARVITA-15® merupakan salah satu produk vitamin dari PT. MITRAVET. Dengan kandungan multivitamin, elektrolit, serta Carnitin HCl, CARVITA-15® akan meningkatkan produksi telur dan daya tetas telur, mempercepat masa bertelur, mempercepat pertumbuhan dan penambahan berat badan, merangsang nafsu makan, membantu mengatasi stress, dan mempercepat proses persembuhan tubuh setelah sakit. Campurkan 1 gram CARVITA-15® ke dalam 1-2 liter air minum dan berikan selama 3-5 hari sebanyak 2 minggu sekali. CARVITA-15® sudah terdaftar di Kementrian Pertanian dengan nomor registrasi KEMENTAN RI No. D.14012709 PTS.1. Informasi lebih lanjut kunjungi website kami di www.mitravet.com.

 

(Waspadai Gangguan Reproduksi pada Ayam, Infovet, 29 Agustus 2018)