Tahun 2020 menjadi tahun yang menantang karena kemunculan COVID-19 sehingga mengharuskan untuk menghindari kontak fisik, menjaga kebersihan, dan menjaga imunitas. Begitu pula dengan unggas, hewan yang memproduksi protein hewani terjangkau dan bergizi kerap kali harus menghadapi tantangan penyakit setiap harinya. Penyakit ini tentu akan berpengaruh negatif terhadap potensi produksi dari ayam. Oleh karena itu, pengetahuan serta informasi tentang penyakit-penyakit yang sering terjadi amatlah penting untuk diketahui untuk mencegah terjadinya hambatan dalam produksi.

Berdasarkan presentasi yang disampaikan Dr. Magali Charles selaku Regional Veterinarian Cobb Asia dalam Webinar Disease Trends in Asia 2020. Melalui aplikasi Zoom, Rabu (23/9), menyebutkan bahwa penyakit yang mendominasi broiler dan breeder di Asia memiliki trend yang sama, yaitu seputar penyakit pernapasan dan pencernaan. Penyakit yang mendominasi pada ayam breeder antara lain penyakit pencernaan, yaitu koksidiosis, Necrotic enteritis (NE), dan gangguan pada usus, sedangkan penyakit pernapasan yang sering terjadi yaitu Chronic respiratory disease (CRD) dan Infectious bronchitis (IB). Penyakit yang mendominasi pada ayam broiler juga hampir sama, yaitu Coliseptikemia, Chronic respiratory disease (CRD), Infectious bronchitis (IB) dan Inclusion body hepatitis (IBH).

Berdasarkan pelaporan di Indonesia, kasus-kasus penyakit di Indonesia juga sama, yaitu didominasi penyakit pernapasan dan pencernaan. Kasus-kasus yang sering terjadi yaitu, Newcastle disease (ND), Chronic respiratory disease (CRD), Infectious bronchitis (IB), gumboro (IBD), Inclusion body hepatitis (IBH), Necrotic enteritis (NE), dan koksidiosis. Menurut drh Vetnizah Juniantito, Ph.D, meningkatkanya kasus-kasus seperti CRD, IBD, dan IBH berhubungan dengan kekebalan tubuh yang menurun atau imunosupresi. Agen penyakit seperti Mycoplasma, penyebab CRD pasti tinggi di lapangan, namun ketika terjadi immunosupressi, kejadian penyakit pasti akan meningkat.

Faktor terjadinya penyakit pada unggas, terutama pada ayam ras cukup banyak, namun utamanya disebabkan oleh pemeliharaan ayam itu sendiri. Manajemen pemeliharaan yang kurang baik, seperti populasi ayam terlalu padat akan menyebabkan ayam menjadi stres dan penyakit mudah menyebar antar ayam. Selain itu, perubahan cuaca ekstrem yang terjadi di tahun 2020, seperti musim penghujan yang berkepanjangan juga dapat menurunkan produktivitas ayam. Panjangnya musim penghujan ini menyebabkan kondisi lingkungan menjadi lebih lembab, basah, dan usaha biosekuriti seperti desinfeksi menjadi tidak maksimal. Hal ini bila tidak ditangani akan menyebabkan penyakit.

VET-MIX®

 

Manajemen pemeliharaan yang baik diharapkan akan mencegah terjadinya penyakit-penyakit tersebut. Menjaga kebersihan kandang, kandang yang tidak terlalu padat, biosekuriti yang baik, serta pemberian nutrisi yang cukup tentu akan mencegah terjadinya penyakit. Selain itu, pemberian suplemen juga dapat dilakukan untuk mengoptimalkan produksi dari ayam. VET-MIX® merupakan produk premiks dari PT. MITRAVET. Dengan kandungan multivitamin, asam amino, dan mineral, VET-MIX® mampu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan meningkatkan sistem imun pada ayam. VET-MIX ® merupakan premiks yang memperbaiki pertumbuhan berat badan dan mengoptimalkan perkembangan ayam. Dosis penggunaan VET-MIX® sebagai berikut:

  • 0 – 8 minggu : 3 – 5 kg / ton pakan
  • 9 – 18 minggu : 2 – 4 kg / ton pakan
  • Broiler : 3 – 5 kg / ton pakan
  • Layer : 2 – 4 kg / ton pakan
  • Breeder : 5 – 7 kg / ton pakan

VET-MIX ® sudah terdaftar di Kementrian Pertanian dengan nomor registrasi KEMENTAN RI No. D.12074315 FTS 1 Informasi lebih lanjut kunjungi website kami di www.mitravet.com.

 

(Catatan Kilas Balik Penyakit Unggas, Infovet, Desember 2020)