Gumboro pada Ayam

Menyerang segala jenis ayam dari seluruh dunia. Bukan hanya ayam Brazil saja tapi juga ayam ras mungkin dapat terjangkit penyakit ini.

Gumboro atau Infectious Bursal Disease (IBD) adalah penyakit pada unggas yang pertama kali ditemukan pada tahun 1962 di daerah Gumboro-Delaware, Amerika Serikat. Penyakit IBD disebakan oleh virus Gumboro. Virus Gumboro merupakan virus yang berbentuk icosahedral yang terdiri dari dua segmen untaian ganda RNA, Infectious Bursal Disease Virus (BIBDV) termasuk dalam Famili Birnaviridae. Virus RNA sangat mudah bermutasi sehingga vaksin IBD terkadang tidak sesuai dengan virus yang ada di lapangan. Virus yang menyebar di Indonesia mirip dengan virus very virulent IBD (vvIBDv) yang bersifat sangat menular dan akut. vvIBD dapat menyebabkan angka mortaitas dan morbiditas yang tinggi. Virus ini menyerang organ pertahanan unggas sehingga unggas menjadi lebih rentan terkena penyakit yang lain (infeksi sekunder).

Birnaviridae
(Sumber: sciencedirect.com)

Mekanisme Gumboro Menyerang Unggas Anda

Penyakit Gumboro sering menyerang unggas yang berumur 3-6 minggu pada saat perkembangan organ Bursa Fabricius dan antibodi maternal mulai menurun. Target virus Gumboro adalah sel limfoid Bursa Fabricius sehingga menyebabkan kerusakan sel-sel limfoid. Penularan Gumboro dapat melalui rute peroral. Virus IBD mencemari pakan unggas kemudian masuk ke dalam usus lalu bereplikasi (memperbanyak diri). Virus dapat masuk ke Bursa Fabricius melalui pembuluh darah. Bursa Fabricius yang terserang Gumboro akan mengalami deplesi sehingga ukurannya mengecil 4-5 kali lipat. Bursa Fabricius yang rusak akan menyebabkan hambatan produksi sel imun yang menyebabkan penurunan imunitas ayam.

Ciri-Ciri Ayam yang Terkena Gumboro

Ayam yang terkena penyakit Gumboro memiliki ciri-ciri lesu, kurang nafsu makan, sayap menggantung, diare, dan pertumbuhan terhambat. Infeksi sekunder yang sering menyertai infeksi Gumboro antaralain New Castle Disease, Kolibasilosis, dan Koksidiosis.

Gejala Gumboro yang menunjukkan gejala lesu dan sayap menggantung
(Sumber: Wahyuwardani et al., 2011)

Diagnosa Ayam yang Terkena Gumboro

Diagnosa di lapangan biasanya dilakukan dengan nekropsi. Ayam yang terkena Gumboro pada awal infeksi akan mengalami oedema (penumpukan cairan tubuh). Bursa Fabricius akan mengecil pada hari ke-7 setelah infeksi. Organ lain yang mengalami perubahan adalah limpa, pada dlimpa dapat diamati ptekie (titik-titik perdarahan). Perubahan yang mudah diamati adalah adanya perdarahan otot dada dan paha pada hari ke 2 hingga 7 setelah infeksi. Gumboro dapat juga menimbulkan lesi di ginjal atau pembengkakan lobus anterior dan adanya endapan asam urat di ginjal.

Otot dada yang mengalami perdarahan (atas), Bursa Fabricius normal (bawah kiri), Bursa Fabricius yang mengecil  karena Gumboro (bawah kanan)
(Sumber: Wahyuwardani et al., 2011)

Kontrol Penyakit Gumboro

Kontrol penyakit Gumboro yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia yaitu dengan vaksinasi teratur, penerapan program biosekuriti yang baik, dan deteksi titer antibodi untuk mengetahui keberhasilan vaksinasi. Program vaksinasi paling baik dilakukan pada ayam pembibit karena ayam pembibit akan menurunkan antibodinya ke telur sehingga DOC yang dihasilkan memiliki antibodi induk terhadap Gumboro. Ayam tetap harus divaksin dengan vaksin Gumboro setelah antibodi induk menghilang.

Upaya lain selain vaksinasi untuk mencegah Gumboro adalah dengan menerapkan sistem biosekuriti yang baik. Peternak harus melakukan desinfeksi terhadap orang, peralatan, dan kendaraan yang keluar masuk area peternakan. Desinfektan yang efektif dipakai untuk desinfeksi farm antaralain fenol dan formaldehid. HEXADIN® bisa menjadi jalan keluar anda, karena obat ini merupakan diuretika dan antiseptik saluran kemih guna meringankan kerja ginjal akibat infeksi Gumboro.

Antibiotik dapat diberikan pada ayam jika infeksi Gumboro sudah disertai dengan infeksi sekunder bakteri, tetapi pemberian antibiotik tidak boleh diberikan pada ayam yang sudah mengalami kerusakan ginjal yang parah karena akan menambah beban kerja ginjal. Pemberian elektrolit dan vitamin disarankan untuk kasus yang berjalan kronis untuk meningkatkan nafsu makan. Kematian unggas dapat ditekan dengan menjaga ventilasi yang cukup, ruangan yang hangat, dan menyediakan air minum yang bersih.

Setelah ayam dipanen, kosongkan litter dan sisa pakan dari kandang untuk mencegah wabah Gumboro menjangkit flok selanjutnya. Setelah itu kandang harus dibersihkan dan didesinfeksi. Masa pengosongan kandang minimal selama 3 minggu kemudian dilakukan fumigasi sebelum dipakai untuk produksi kembali.

HEXADIN®
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Mitravet)

 

 

Penyakit Gumboro biasanya dibarengi dengan infeksi bakteri lain. Beberapa bakteri yang menyertai infeksi Gumboro dapat menyerang ginjal karena ginjal sudah rusak oleh virus Gumboro. HEXADIN® mengandung Hexamine sebanyak 500 g yang merupakan antimikrobial untuk mengobati saluran urinari. Sifat antimikrobialnya didapatkan karena perubahan hexamine menjadi formaldehid yang dipicu lingkungan asam di saluran urinari. Formaldehid sendiri merupakan antibakteri nonspesifik yang bersifat bakterisidal. Selain membantu proses penyembuhan Gumboro, HEXADIN® juga dapat digunakan untuk menghilangkan efek racun atau efek samping setelah penggunaan antibiotik maupun kemoteurapetik dalam pengobatan penyakit-penyakit selain Gumboro.

Pemakaian dapat dilakukan dengan cara mencampurkan 2 g HEXADIN® kedalam 1 liter air minum, berikan selama 3-5 hari. HEXADIN® tersedia dalam kemasan 100 g dan sudah teregistrasi di Kementerian Pertanian dengan nomor registrasi KEMENTAN RI. No. D 16063046 PKS. 1

sumber : freepik.com / Litbang Pertanian