Penyakit unggas dikenal dengan banyak ragam dan penyebabnya, mulai dari mikroba hingga makroorganisme yang dapat menimbulkan sakit pada ayam. Penyakit yang identik dengan kondisi lingkungan kandang yang kotor adalah kolibasilosis. Penyakit ini merupakan penyakit pada unggas yang disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli. Kolibasilosis memiliki berbagai dampak negatif, terutama pada ayam broiler. Dampak negatif tersebut antara lain pertumbuhan lambat karena sistem organ pernapasan dan pencernaan terganggu, konversi pakan tidak efisien ditandai dengan keseragaman pertumbuhan rendah, hingga tingginya angka kematian.

Berdasarkan data di lapangan, penyakit kolibasilosis sering terjadi pada kondisi alas kandang atau sekam basah. Kondisi ini akan menyebabkan kandang menjadi pengap, meningkatkan kadar amonia di dalam kandang, dan juga meningkatkan pertumbuhan bakteri-bakteri seperti Escherichia coli. Kejadian kolibasilosis pada ayam broiler ini biasanya di umur tiga minggu atau saat mendekati panen. Dilihat dari tren penyakit pada ayam broiler, kasus kolibasilosis menduduki peringkat kedua setelah kasus Chronic Respiratory Disease (CRD) pada 2017. Pada 2018 dan diperiode Januari-Oktober 2019, kasus kolibasilosis masing-masing menduduki peringkat kedua setelah CRD dan peringkat ketiga setelah CRD komplek. Hal ini menunjukkan bahwa kolibasilosis masih perlu diwaspadai keberadaannya di lokasi usaha peternakan unggas.

Dalam pengendalian dan pencegahan kolibasilosis, interaksi semua komponen beserta lingkungannya perlu untuk diperhatikan, terutama yang terkait langsung dengan kejadian dan cara penyebaran penyakit pada ayam broiler. Komponen penting yang perlu lebih diperhatikan adalah manajemen kandang dan biosekuriti. Kandang ayam yang digunakan harus bersih karena penyebab utama kolibasilosis adalah kandang yang kotor. Membersihkan kandang sebelum chick-in pada masing-masing jenis kandang tentu akan berbeda. Membersihkan kandang postal terbuka dilakukan dengan menggunakan detergen yang dikombinasikan dengan fenol. Lalu pada kandang panggung terbuka, dibersihkan dengan detergen yang dikombinasikan dengan disinfektan. Sedangkan pada kandang postal tertutup, tata cara pembersihannya sama dengan kandang postal terbuka. Selain membersihkan kandang, biosekuriti juga harus ditingkatkan untuk mencegah masuknya kontaminasi bakteri. Protokol dasar yang mudah diterapkan adalah celup kaki dan cuci tangan sebelum masuk kandang.

BENZALVET-10® merupakan salah satu produk disinfektan dari PT. MITRAVET. Dengan kandungan Benzalkonium klorida sebanyak 10%, BENZALVET-10® efektif untuk membasmi bakteri. BENZALVET-10® digunakan untuk disinfeksi kandang yang tercemar penyakit, sanitasi dan sterilisasi ruang hactherry, setter dan hatcher, sterilisasi peralatan, cuci kaki dan tangan sebelum masuk kandang, dan sterilisasi air minum. Berikut ini dosis dan cara pakai dari BENZALVET-10®:

  • Disinfeksi kandang yang tercemar penyakit : 60 ml / 10 liter air
  • Sanitasi dan sterilisasi ruang hatchery, setter, & hatcher : 60 ml / 10 liter air
  • Sterilisasi peralatan : 60 ml / 10 liter air
  • Cuci kaki dan tangan sebelum masuk kandang : 20 ml / 10 liter air
  • Sterilisasi air minum : 5 ml / 10 liter air

BENZALVET-10® sudah terdaftar di Kementrian Pertanian dengan nomor registrasi KEMENTAN RI No. D. 15103004 PTC. 1. Informasi lebih lanjut kunjungi website kami di www.mitravet.com.

 

(Manajemen Risiko dan Pengendalian Kolibasilosis di Peternakan Komersil Mandiri, Infovet, 8 November 2020)