Sejak awal tahun 2020 hingga sekarang, wabah virus flu burung subtype H5N8 pada unggas komersial maupun unggas liar terus dilaporkan pada berbagai wilayah di Eropa dan Asia. Serangan virus highly patoghenic avian influenza (HPAI) H5 yang memiliki tingkat mortalitas tinggi, telah lama menjadi permasalahan tersendiri bagi peternak unggas di seluruh dunia. Virus influenza A subtype H5N8 pertama kali diisolasi dari ayam kalkun di Irlandia pada tahun 1983. Setelah ledakan wabah yang terjadi di ayam kalkun, beberapa kasus H5N8 juga ditemukan di burung migran di Amerika Serikat dan Thailand pada tahun 2001.
Virus HPAI H5N8 kini telah menyebar di berbagai negara di benua Eropa, Asia, Amerika, Timur Tengah, dan Afrika. Penyebaran luas oleh virus ini disebabkan oleh migrasi unggas air liar yang kemudian kontak dengan unggas komersial. Saat ini pun, penyebaran virus H5N8 bersamaan dengan waktu dan rute migrasi burung dari Rusia menuju Jepang, Eropa, dan Amerika Utara. Hal ini selaras dengan laporan OIE dan FAO di bulan Oktober 2020 (musim gugur di bumi bagian utara) dimana H5N8 terindentifikasi pada burung migran jarak jauh di Rusia, Korea Selatan, dan Inggris. Kemudian di bulan November 2020, H5N8 teridentifikasi di berbagai peternakan ayam komersial di Jepang, Belanda, Jerman, dan Israel. Dari kejadian sebelumnya pada tahun 2014-2015 yang melibatkan HPAIV H5N8 serupa, terdapat cukup bukti bahwa penyebaran H5N8 HPAI lintas benua disebabkan oleh migrasi burung air liar, terutama dari itik yang hidup di Palearktik.
Avian influenza H5N8 melanda Rusia.
(www.infovet.com)
Melalui migrasi burung liar, penyebaran dari virus H5N8 ini terus terjadi dan bahkan kini telah ada pelaporan penularan H5N8 ke manusia. Rusia telah melaporkan kasus pertama penularan avian influenza strain H5N8 dari burung ke manusia. Strain yang menular ke manusia sejauh ini hanya H5N1, H7N9, dan H9N2. Sebanyak 7 pekerja peternakan unggas di Rusia bagian selatan terinfeksi H5N8 pada wabah Desember lalu. Para pekerja saat ini sudah membaik.
Dalam sebuah email, perwakilan WHO di Eropa mengatakan telah menerima laporan tersebut. Diakui, ini adalah pertama kalinya strain tersebut menular dari hewan ke manusia. “Informasi awal menunjukkan bahwa kasus yang dilaporkan adalah pekerja terpapar dari kawanan burung,” tulis email tersebut. “Mereka tidak bergejala dan tidak ada penularan dari orang ke orang yang dilaporkan,” lanjutnya. Sebagian besar kasus infeksi avian influenza pada manusia dikaitkan dengan kontak langsung dengan unggas hidup maupun mati. Daging unggas yang dimasak dengan benar disebutkan aman untuk dikonsumsi.
(Avian Influenza subtype H5N8 Kembali Ancam Peternakan Unggas Asia dan Eropa. Poultry Indonesia, Desember 2020)
(Rusia Laporkan Penularan AI H5N8 ke Manusia, Infovet, Februari 2021)
Leave A Comment