Sejalan dengan meningkatnya permintaan akan protein hewani, seperti daging ayam, peningkatan performa ayam broiler juga harus meningkat. Ayam broiler merupakan ayam yang secara genetik didesain sedemikian rupa agar pertumbuhan dan performa produksinya cepat. Dalam waktu sebulan, ayam broiler sudah dapat dipanen dengan berat dua kilogram bahkan lebih. Namun ada kalanya ayam broiler mengalami kekerdilan. Kekerdilan pada ayam ini sangat mempengaruhi keuntungan yang diterima peternak. Apabila ayam sulit untuk tumbuh, pemberian pakan tentu akan lebih banyak, namun jumlah pakan ini tidak seimbang dengan pertumbuhan bobot ayam. Oleh karena itu, kekerdilan pada ayam perlu untuk diwaspadai.

Penyebab dari sindroma kekerdilan atau Runting-Stunting Syndrome (RSS) pada ayam seringkali multifaktor dan sulit untuk diketahui penyebab utamanya. Faktornya dapat non-infeksius maupun infeksius. Faktor infeksius yakni infeksi dari Reovirus. Reovirus merupakan virus yang sering terisolasi pada kasus RSS, namun selain dari Reovirus faktor lain juga dapat mendukung terjadinya penyakit ini. Gejala klinis yang nampak dari penyakit ini secara umum tentu saja terhambatnya pertumbuhan, lebih spesifik lagi terdapatnya abnormalitas pada pertumbuhan bulu sayap. Bulu sayap premires (primer) biasanya tumbuh tidak normal, seringkali bengkok atau patah dan menyerupai helikopter, sehingga penyakit ini disebut helicopter disease.

Meskipun sindroma kekerdilan dapat disebabkan oleh infeksi Reovirus, faktor non-infeksius biasanya memegang peranan lebih besar dalam terjadinya kekerdilan. Faktor non-infeksius ini antara lain faktor pembibitan, kesehatan indukan, dan manajemen pemeliharaan. Telur tetas yang berasal dari indukan yang masuk muda biasanya ukurannya kecil sehingga bibit yang dihasilkan tentu akan kecil juga. Selain itu, kesehatan indukan juga akan mempengaruhi bibit ayam yang dihasilkan, misalnya antibodi maternal terhadap Reovirus yang diturunkan rendah sehingga ayam bibitnya mudah terserang penyakit ini. Selanjutnya, kurang baiknya manajemen pemeliharaan, seperti pakan tidak merata, nutrisi tidak tercukupi, dan tidak diaplikasikanya biosekuriti yang baik dapat menjadi penyebab kerdilnya ayam. Ayam yang tidak mendapatkan nutrisi cukup, selain bobot badannya kurang, sistem imunnya juga akan menurun. Terlebih pada kandang dengan biosekuriti kurang baik, agen penyakit seperti virus dan bakteri mudah untuk masuk ke dalam kandang dan menyebabkan penyakit, seperti RSS.

Pakan dan nutrisi memang memegang peranan penting, namun melakukan pencatatan atau recording juga sangat penting untuk mengatasi sindroma kekerdilan. Dengan pencatatan yang baik, sindrom kekerdilan dapat terdeteksi lebih dini. Apabila terdapat ayam-ayam yang terlihat kerdil, terutama yang bobotnya berada 40% dibawah standar harus segera diseleksi afkir. Sedangkan untuk ayam kerdil dengan bobot badan yang tidak terlalu jauh berbeda dengan standar, bisa dipisahkan kemudian diberi perlakuan khusus, yaitu diberi ransum terpisah dan multivitamin. Mencukupi pakan dan nutrisi penting pada sindroma kekerdilan. Selain meningkatkan bobot badan, nutrisi yang mencukupi juga akan meningkatkan sistem imun, baik sistem imun indukan ayam maupun ayam bibitnya. Selain multivitamin dan elektrolit, asam amino juga sangat dibutuhkan karena dapat meningkatkan sistem imun.

AMIVIT-E® merupakan produk vitamin dari PT. MITRAVET. Dengan kandungan multivitamin, asam amino, dan elektrolit, AMIVIT-E® merupakan produk vitamin yang sangat lengkap. AMIVIT-E® merupakan vitamin khusus untuk stabilitas kondisi tubuh hewan ternak, suplemen asam amino esensial dan non esensial, dan suplemen vitamin yang sangat lengkap sehingga dapat mencukupi kebutuhan nutrisi dan meningkatkan sistem imun pada ayam. Berikan 1 gram AMIVIT-E® ke dalam 2-3 liter air minum. AMIVIT-E® sudah terdaftar di Kementrian Pertanian dengan nomor registrasi KEMENTAN RI No. D.15012853 PTS.1 Informasi lebih lanjut kunjungi website kami di www.mitravet.com.

 

(Ayam Kerdil Keuntungan Nihil,Infovet, 8 September 2020)