Apa itu CRD?
Chronic Respiratory Disease (CRD) adalah salah satu penyakit saluran pernapasan menular pada unggas. CRD disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum. Infeksi bakteri akan menjadi lebih parah jika didukung oleh kondisi unggas dan lingkungan yang buruk. Kejadian CRD yang disertai dengan infeksi Eschericia coli disebut CRD Kompleks. Penularan penyakit ini dapat terjadi secara horizontal maupun vertikal. Penularan secara horizontal dapat terjadi secara langsung (dari ayam yang sakit ke ayam lainnya) maupun tidak langsung (melalui debu, peralatan, air minum, pakan, dan lain sebagainya), dan penularan secara vertikal terjadi pada telur dari induk yang terinfeksi CRD. CRD dapat menginfeksi ayam pada semua umur, terutama ayam yang masih muda. CRD memiliki tingkat kematian (mortalitas) yang rendah tetapi tingkat penyebaran (morbiditas) tinggi.
Gambar 1 Mycoplasma gallisepticum (kiri) dan Eschericia coli (kanan)
Sumber: NADIS and Research Gate
Apa faktor pemicu penyakit ini?
Penyakit CRD dapat muncul karena faktor lingkungan misalnya pergantian musim, perbedaan suhu yang ekstrim saat siang dan malam hari, serta kadar amonia yang tinggi dalam kandang. Selain faktor lingkungan CRD dapat terjadi karena kurangnya sistem kekebalan tubuh dan stres yang dialami unggas.
Apa dampak penyakit ini?
Kerugian yang dapat disebabkan penyakit ini antaralain pertumbuhan bobot badan yang lambat, FCR yang buruk, menurunnya kualitas daging, meningkatnya jumlah ayam yang diafkir, dan menurunnya produksi telur. Peternak juga akan mengeluarkan biaya tambahan untuk pengobatan jika penyakit ini mewabah. Penyakit ini tidak menular ke manusia tetapi penularannya sangat cepat sehingga kerugian ekonominya cukup besar.
Bagaimana Ciri-Ciri Unggas yang Terkena CRD?
Ciri-ciri unggas yag terserang penyakit CRD antaralain batuk, adanya suara “ngorok” saat berafas, adanya leleran dari hidung, dan kebengkakan muka.
Gambar 2. Discharge from nose (kiri) dan Facial swelling (kanan)
Sumber: MerckVet Manual and NADIS
Bagaimana Cara Pencegahannya?
Tindakan pencegahan sangat direkomendasikan untuk mengatasi penyakit ini karena tingkat penyebaran penyakit ini sangat tinggi. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah memilih DOC yang bebas dari CRD mengingat CRD dapat ditularkan dari induk ke anak. Kedua, usahakan untuk tidak memelihara unggas berbeda umur dalam 1 kandang. Ketiga, perhatikan kadar amonia dalam kandang. Amonia dapat mengiritasi mukosa saluran pernafasan unggas sehingga infeksi Mycoplasma gallisepticum lebih mudah terjadi. Kadar amonia di dalam kandang dapat diukur dengan kertas indikator kadar amonia. Kadar amonia yang aman untuk unggas adalah dibawah 10 ppm. Ventilasi kandang yang baik dapat mengontrol kadar amonia dalam kandang. Selain itu, kontrol kadar amonia kandang dapat dilakukan dengan cara membalik atau menambahkan sekam secara teratur, jika kandang tidak memakai sekam jangan biarkan kotoran ayam menumpuk.
Desinfeksi merupakan tindakan pencegahan selanjutnya sebelum DOC masuk sebaiknya kandang dan peralatan kandang dibersihkan dan didesinfeksi. Desinfektan harus mempunyai bahan aktif yang dapat membunuh agen penyakit. Desinfektan yang dapat anda pakai adalah SANITAS-151® yang mengandung Glutaraldehyde 15% dan Benzalkonium chloride 10% atau BENZALVET-10® yang mengandung Benzalkonium chloride 10%. Glutaraldehyde dapat mendenaturasi protein dan DNA sementara Benzalkonium chloride dapat mempengaruhi permeabilitas sel bakteri sehingga efektif membunuh bakteri dan virus.
Gambar 3 BENZALVET-10® (kiri) dan SANITAS-151® (kanan)
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan memperkuat sistem kekebalan unggas. Salah satu cara yang mudah dan murah untuk menjaga sistem kekebalan unggas adalah dengan memberikan multivitamin. Vitamin terutama vitamin C juga dapat menurunkan stres yang merupakan penyebab penyakit CRD. Vitamin yang dapat anda berikan adalah MITRAVIT-100®, yang sudah mengandung vitamin-vitamin lengkap untuk kesehatan unggas anda atau KURKUMAVIT® yang dilengkapi dengan ekstra kunyit untuk meningkatkan sistem ekebalan tubuh.
Gambar 4 MITRAVIT-100® (kiri) dan KURKUMAVIT® (kanan)
Bagaimana saya tau unggas saya terkena CRD?
Diagnosa CRD biasanya dilakukan oleh dokter hewan dan petugas kesehatan hewan dengan melakukan nekropsi. Kelainan patologis unggas yang mengalami CRD antaralain terdapat eksudat kataralis disepanjang saluran pernafasan atas, kantung udara menjadi keruh, adanya pericarditis, adanya perihepatitis. Infeksi E. coli yang menyertai CRD ditandai dengan adanya eksudat perkejuan di peritoium dan kantung udara.
Bagaimana jika unggas saya sudah terkena CRD?
Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan antibiotik. Pemilihan antibiotik haruslah sesuai dengan bakteri penyebab penyakit. Beberapa antibiotik yang dapat meneliminasi Mycoplasma gallisepticum antaralain Eritromisin, Doxycycline, Colistin, Tylosin, Enrofloxacin, dan Ciprofloxacin.
ENRO-12 WS® dan MITRAFLOX-12® mengandung Enrofloxacine yang bersifat bakterisidal karena menghambat DNA-Gyrase bakteri. Antibiotik lain yang dapat digunakan adalah CIPRO-12® yang mengandung ciprofloxacine yang bersifat bakterisidal (membunuh bakteri) dengan cara mengambat DNA-gyrase bakteri.
Gambar 5 ENRO-12 WS® (kiri), MITRAFLOX-12® (tengah), CIPRO-12® (kanan)
Kombinasi antibiotik perlu diberikan jika infeksi Mycoplasma gallisepticum sudah parah atau dibarengi infeksi bateri lain seperti Escherichia coli. Kombinasi antibiotik ini dapat memberikan efek sinergis sehingga efek anti bakterinya akan lebih kuat. Gabungan antibiotik yang dapat diberikan antaralain gabugan antara Eritromisin (bakteriostatik) dan Doxycycline (bakteriostatik) yang terdapat dalam produk NEO ERYDOVET-25®. Eritromisin dapat menghambat sintesis protein sementara Doxycycline dapat merusak ribosom bakteri. Antibiotik untuk mengobati CRD lainya adalah gabungan antara Tylosin (bakteriostatik) dan Colistin (bakterisidal) yang terkandung dalam produk MYCO-BLOCK®. Tylosin dapat menghambat sintesis protein pada ribosom sub unit 50s sementara Colistin dapat merusak sel membran bakteri. Antibiotik alternatif yang dapat digunakan lainnya adalah gabungan antara Ciprofloxacin (bakterisidal) dengan Tylosin (bakteriostatik) yang terkandung dalam produk CIPROSINEXTRA®. Ciprofloxacin dapat menghambat enzime DNA Gyrase sehingga bakteri akan mati.
Gambar 6 NEO ERYDOVET-25® (kiri), MYCO-BLOCK® (tengah), CIPROSINEXTRA®(kanan)
Pastikan selalu berkosultasi kepada dokter hewan atau petugas kesehatan hewan kami saat memberikan antibiotik untuk mendapat efek maksimal dan mencegah terjadinya resistesi antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Diyantoro, Wibawan IWT, Pribadi ES. 2017. Seroprevalensi dan faktor risiko penularan Mycoplasma gallisepticum pada peternakan ayam petelur komersial di Kabupaten Blitar. J. Vet. 18(2): 211-220
ISHIKNAS. Manual Penyakit Unggas: Chronic Respiratory Disease (CRD).
Levisohn S, Kleven SH. 2000. Avian mycoplasmosis (Mycoplasma gallisepticum). Rev. Sci. Tech. Off. Int. Epiz. 19(2): 425-442
Soeripto. 2009. Chronic respiratory disease (CRD) pada ayam. Wartazoa 19(3): 134-132.
Leave A Comment