Bakteri Salmonella sp.
Salmonella sp. adalah penyebab Salmonellosis pada hewan dan manusia. Salmonellosis merupakan penyakit enterik (penyakit saluran pencernaan) yang cukup populer di dunia. Salmonella sp adalah bakteri yang berbentuk batang Gram negatif yang sering ditemukan di daerah beriklim tropis dengan kondisi higiene dan sanitasi yang buruk. Spesies Salmonella yang dapat menginfeksi unggas antara lain Salmonella pullorum, Salmonella gallinarum, Salmonella thypimurium, dan Salmonella enteritidis. Pullorum atau berak kapur sendiri diakibatkan oleh Salmonella pullorum.
Salmonella sp. dibawah mikroskop dengan pewarnaan gram
(Sumber: Todar’s Online Textbook of Pathology)
Kerugian ekonomi
Kematian yang sangat tinggi dapat terjadi pada unggas usia 1 hingga 10 hari. Kerugian ekonomi selanjutnya diakibatkan oleh pencemaran telur dengan bakteri Salmonella pullorum. Pencemaran bakteri dari luar diakibatkan karena kondisi kandang atau industri pengolahan telur yang terkontaminasi oleh Salmonella pullorum. Pencemaran dari dalam terjadi jika ayam penghasil telur menderita Pullorum. Bakteri ini juga mampu mencemari daging unggas. Tercemarnya daging unggas oleh Salmonella pullorum dapat terjadi karena sanitasi yang buruk di peternakan ,rumah potong hewan unggas (RPHU), atau tempat pengolahan daging ayam. Kerugian ekonomi akibat pencemaran ini adalah ditolaknya produk unggas karena mengandung resiko zoonosis.
Gejala klinis
Gejala penyakit ini antaralain feses berwarna putih seperti kapur, terdapat feses yang menempel di anus ayam, jengger keunguan, tidak nafsu makan, lemas, bulu kusam, sayap menggantung, dan pembengkakan pada sendi kaki. Perubahan patologis yang dapat ditemukan saat bedah bangkai antaralain adanya nekrotik hati, pembengkakan hati, ptekie pada usus, infeksi lokal folikel, dan ptekie pada otot ventrikulus. Penyakit Pullorum tidak menunjukan gejala yang jelas jika menyerang unggas umur dewasa dan jarang menyebabkan kematian. Tetapi, unggas ini akan berperan sebagai reservoir penyakit yang bias menularkan penyakit ke unggas yang sehat.
Temuan patologis dan gejala klinis Pullorum: nekrosis fokal di hati, pembengkakan sendi tibiotarsal, dan folikulitis
(Sumber: Fowl typhoid and pullorum disease, 2000)
Penularan
Ayam reservoir (ayam yang memiliki bakteri Salmonella pullorum dalam tubuhnya tetapi tidak menunjukan gejala klinis) dan penderita Pullorum dapat menularkan penyakit ke unggas sehat secara vertikal dan horizontal. Penularan vertikal dapat terjadi dari induk ke anak ayam melalui telur. Penularan secara horizontal dapat terjadi melalui debu kendang, makanan, dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella pullorum.
Pencegahan Pullorum
Penerapan program biosekuriti yang baik perlu dilakukan untuk mencegah masuknya wabah Pullorum ke peternakan. Penerapan biosekuriti yang baik untuk mencegah terjadinya wabah Pullorum di kandang antara lain dengan melakukan disinfeksi kandang dan peralatan kendang setelah masa produksi selesai. Memberikan sanitizer pada air minum untuk membunuh bakteri. Hindarkan flok dari burung liar dan hewan pengerat yang dapat berperan sebagai reservoir Salmonellosis. Pastikan memilih DOC dari Peternakan breeder dan hachery yang bebas dari Salmonellosis.
Potensi zoonosis
Potensi zoonosis yang disebabkan oleh Salmonella pullorum tetap ada tetapi jumlahnya sangat kecil. Menurut laporan dari Center for Disease Control and Prevention di Atlanta, Amerika Serikat hanya 18 Salmonella pullorum yang terdeteksi dari 458.081 isolat Salmonella sp. dari manusia. Spesies Salmonella sp. yang sering ditemukan pada manusia adalah Salmonella thypi yang menyebabkan penyakit tifus. Gejala klinis pada manusia akan muncul jika manusia terpapar Salmonella pullorum dalam jumlah yang sangat besar (milyaran bakteri). Gejala klinis yang teramati antara lain diare akut yang akan sembuh sendiri tanpa penanganan medis. Manusia dapat terpapar oleh Salmonella pullorum melalui konsumsi produk unggas seperti daging dan terlur yang mengandung bakteri ini. Pastikan selalu memasak daging dan telur hingga matang sehingga kita tidak terkena diare akibat Salmonella pullorum.
Penanganan unggas yang sudah terkena Pullorum
Unggas yang sakit sebaiknya langsung dipisahkan dengan unggas yang sehat. Ayam breeder sebaiknya tidak berproduksi lagi karena anakanya juga akan menderita penyakit Pullorum. Antibiotik yang biasa diberikan pada unggas yang menderita Pullorum adalah golongan Sulfonamid seperti Suladiazine, sulfamerazine, sulfametazin, sulfathiaole, dan sulfaquinoxaline. Pengobatan belum tentu dapat mencegah hewan menjadi karier tetapi lebih bertujuan untuk menurunkan kematian unggas akibat penyakit pullorum.
MITRAMET-240®
(Sumber: Dokumentasi PT MITRAVET)
MITRAMET-240® merupakan produk antibiotik gabungan Sulfadiazine 20% dan Trimethoprim 4% yang diproduksi oleh PT MITRAVET yang diindikasikan untuk menangani infeksi bakteri pada unggas seperti infeksi Salmonella pullorum. MITRAMET-240® juga dapat mengobati infeksi bakterial lain seperti kolibasilosis, kolera, ompalitis, stafilokokosis, dan koriza. MITRAMET-240® digunakan dengan dosis 1 g untuk 2 liter air minum. MITRAMET-240® tersedia dalam kemasan 100 g. MITRAMET-240® telah memiliki ijin dari Kementerian Pertanian DEPTAN RI No. 04012710 PKS.TM. Untuk informasi lebih lanjut anda dapat mengunjungi website kami di www.mitravet.com.
A person necessarily help to make severely articles I might state.
That is the very first time I frequented your web page and to this point?
I surprised with the research you made to make this actual
put up extraordinary. Wonderful job!
Thank you 🙂 we’re always glad to share information with others
I really like what you guys tend to be up too. This type of clever
work and exposure! Keep up the great works guys I’ve incorporated you
guys to our blogroll.