Peralihan musim saat ini menjadi salah satu pemicu perubahan kondisi lingkungan pada peternakan ayam. Perubahan tersebut meliputi perubahan suhu, kelembapan dan kondisi lingkungan kandang. Curah hujan yang tinggi, kelembapan yang meningkat, serta perubahan suhu yang ekstrim merupakan predisposisi kejadian penyakit pada ayam. Penyakit yang sering terjadi dapat disebabkan oleh bakteri, protozoa, bakteri serta parasit yang lain.

            Dalam kondisi sekarang, penyakit yang harus diwaspadai peternak adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Salah satu kasus penyakit pernapasan yang seringkali meresahkan para peternak baik layer maupun broiler adalah Infectious coryza (SNOT). Penyebab penyakit ini adalah bakteri gram negatif Avibacterium paragallinarum. Ayam yang terinfeksi penyakit ini dapat dilihat dengan beberapa gejala klinis, yaitu adanya eksudat yang keluar dari lubang hidung (bening-kekuningan), pembengkakan pada lipatan sekitar mata bahkan membuat mata tertutup, dan ayam kesulitan bernapas hingga menimbulkan suara ngorok. Beberapa hal harus dipehatikan dalam mendiagnosa penyakit coryza, karena terdapat penyakit lain dengan gejala knilis yang terlihat mirip. Adapun penyakit yang dijadikan diagnosa banding penyakit ini adalah (Chronic Respiratory Disease) CRD, IB, avitaminosis A. Infeksi penyakit coryzaI ini juga dapat diikuti dengan penyakit lain di saluran pernafasan ayam.

      Sumber: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/vms3.754

             Penyakit coryza merupakan penyakit yang kompleks dan biasanya berkaitan dengan stres (stress related disease). Dengan kata lain, kejadian penyakit dapat muncul akibat berbagai faktor stres. Seperti kualitas lingkungan dan pakan yang kurang baik dan mengakibatkan imunitas menurun. Selanjutnya diikuti dengan penurunan feed intake sehingga dapat menyebabkan terganggunya asupan nutrisi pada ayam. Pada ayam broiler, penyakit ini dapat menghambat pertumbuhan dan terganggunya keseragaman. Sedangkan papa ayam layer dapat mengakibatkan gangguan produksi telur karena mundurnya siklus produksi akibat kematangan seksual yang tertunda. Coryza dapat menular melalui kontak langsung dengan ayam sedang sakit ataupun ayam karier (ayam yang pernah mengalami penyakit Coryza secara kronis). Selain itu dapat pula terjadi secara tidak langsung melalui inhalasi bakteri yang terikut pada debu, mengontaminasi air minum, pakan, dan peralatan kandang. Lalu kontak eksudat antara ayam juga sangat berpotensi terjadinya penularan.

Terdapat beberapa upaya untuk pencegahan dan pengobatan pada penyakit coryza. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan vaksinasi dan meningkatkan biosecurity pada peternakan. Menjaga higiene dan sanitasi adalah bagian dari peningkatan biosecurity pada peternakan. Hal tersebut dilakukan dengan cara lebih rutin disinfeksi kandang dan menjaga lalu lintas pada peternakan, terlebih jika sudah pernah terinfeksi. Disinfektan yang biasa digunakan adalah golongan glutaraldehyde dan golongan Quaternary Ammonium (Sanitas-151®, Benzalavet®, Dimeklin®).  Apabila sudah terjadi infeksi pada ayam di peternakan tersebut, lebih baik mengisolasi kandang yang terdapat ayam sakit dan melakukan pengobatan. Beberapa antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit coryza adalah enrofloxacine (Mitraflox-12®), doxycycline & erythromycin (Neo Erydovet-25®, Neo Erydovet Forte®), sulfadiazine & trimethoprim (Mitramet-240®).

 

Sumber : Dokumentasi PT Mitravet