Selain manusia, hewan juga dapat mengalami stres. Penyebab dari stres pada hewan tentu berbeda, namun sama seperti manusia, stres pada hewan akan menyebabkan efek negatif. Stres pada hewan dapat menyebabkan imunosupresi, mudah terserang penyakit, dan menurunkan performa. Pada hewan, stres berkaitan dengan lingkungan (iklim dan suhu) serta manajemen pemeliharaan.

Secara fisiologis, ketika ayam mengalami stres jangka panjang akibat faktor apapun, akan terjadi peningkatan sekresi hormon ACTH (Adrenocorticotropic) oleh kelenjar pituitari di otak. Tingginya kadar hormon ACTH akan menurunkan fungsi metabolisme secara umum, tanpa terkecuali penyerapan kuning telur pada masa day old chick (DOC). Gangguan penyerapan kuning telur pada masa DOC tentunya akan menyebabkan pertumbuhan terhambat. Sisa kuning telur yang lambat terserap juga dapat terkontaminasi dan terinfeksi oleh mikroorganisme, seperti E. coli, yang nantinya akan menyebabkan omphalitis. Selain itu, gangguan penyerapan kuning telur juga dapat menyebabkan terlambatnya penyerapan zat kebal yang ada pada kuning telur. Hal ini akan menyebabkan ayam akan menjadi lebih rentan terhadap penyakit karena daya tahan tubuhnya kurang baik.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Prof Agik Suprayogi, ada beberapa ciri-ciri stres pada hewan ternak. Pada ayam perubahan perilaku yang dapat dilihat misalnya ayam tampak gelisah di dalam kandang, sering kali membentangkan dan mengepakkan sayap, lebih banyak minum ketimbang makan, nafsu makan menurun, terlihat megap-megap (panting). Agik juga menyebut bahwa dampak stres pada hewan ternak yang ditakutkan bukanlah kematian, tetapi penurunan produksi.

Prof Lenny Van Erp dari HAS University Belanda mengatakan bahwa kebanyakan ayam modern mengalami stres akibat cuaca dan iklim. Terlebih lagi dengan pergantian musim yang cepat dan mendadak. Ia juga menambahkan bahwasannya stress akibat cuaca inilah yang paling mempengaruhi performa produksi. Selain cuaca, faktor manajemen dan nutrisi juga dapat menyebabkan stres pada ayam. Faktor manajemen ini antara lain, ventilasi kandang yang buruk, tingginya gas amonia, polutan, litter yang terlalu basah, lampu dengan intensitas yang tinggi, penangkapan, transportasi, dan vaksinasi. Kemudian, faktor nutrisi juga berperan penting dalam menyebabkan stres. Nutrisi yang tidak seimbang dapat menyebabkan stress, begitupula pada pergantian pakan yang mendadak.

MITRAVIT-100® merupakan vitamin elektrolit anti stress dari PT. MITRAVET. Dengan kandungan multivitamin dan elektrolit, MITRAVIT-100® dapat mengatasi stress akibat perubahan cuaca, vaksinasi, ganti ransum, kepadatan pengangkutan dan potong paruh. Selain itu, MITRAVIT-100® juga dapat menambah nafsu makan dan mempercepat penyembuhan penyakit. Berikan 1 gram MITRAVIT-100® ke dalam 4 liter air minum selama 3-5 hari. MITRAVIT-100® sudah terdaftar di Kementrian Pertanian dengan nomor registrasi DEPTAN RI No. D.13072634 PTS.1. Informasi lebih lanjut kunjungi website kami di www.mitravet.com.

 

(Ayam juga Bisa Stres, Infovet, 20 Mei 2020)