Perfoma produksi domba dan kambing salah satunya ditentukan oleh kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan. Rumput atau hijauan merupakan sumber serat yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia seperti domba dan kambing. Seringkali, terdapat larva Haemonchus contortus yang merupakan salah satu parasit cacing di rumput ini. Parasit ini sangat merugikan peternak karena cacing ini dapat berkembang biak di abomasum domba dan kambing dan menyebabkan anemia, defisiensi kalsium dan fosfat, bahkan kematian terutama pada ternak muda.

Penampakan mikroskopis perbesaran 10×10 telur dan larva cacing Haemonchus contortus dan telur koksidia

(Sumber: Infovet)

Larva Haemonchus contortus yang seringkali terdapat pada rumput merupakan larva stadium tiga (L3s). Larva L3s ini kemudian dapat masuk ke abomasum domba atau kambing saat rumput yang terdapat larva ini termakan oleh ternak. Di dalam abomasum, larva ini akan berkembang biak dan telurnya akan dikeluarkan bersama dengan feses. Telur ini selanjutnya berkembang menjadi larva stadium satu, larva stadium dua, lalu larva stadium tiga (L3s) yang hidup  bertahan di pangkal rerumputan. Larva L3s inilah yang seringkali termakan oleh domba dan kambing. Dengan siklus hidup yang sederhananya ini, prevalensi ditemukannya cacing ini di abomasum domba dan kambing sangat tinggi, terutama pada ternak yang digembalakan. Sebenarnya kemampuan hidup L3s di rerumputan tidak terlalu tinggi karena rentan terhadap perubahan suhu lingkungan dan pestisida, namun kurangnya persediaan lahan untuk rotasi penggembalaan merupakan salah satu sebab siklus cacing ini sulit diputuskan.

Cacing Haemonchus contortus ini sangat merugikan peternak domba dan kambing. Secara umum, domba atau kambing yang terinfestasi cacing H. contortus mempunyai penampilan fisik yang cenderung kurus, mata berair, tidak aktif dan bulu kusam hingga mudah rontok. Nafsu makan masih tetap tinggi pada periode awal infestasi, namun konversi pakan tinggi, sehingga performa produksi daging buruk. Kerugian utama dari infestasi cacing ini adalah terjadinya anemia. Di dalam abomasum, cacing dewasa Haemonchus contortus akan mengaitkan ujung mulutnya di mukosa dinding dan menghisap darah ternak inangnya. Hal ini akan menyebabkan anemia, defisiensi kalsium dan fosfat. Dalam kondisi hiperakut, kematian tidak dapat dihindari, terlebih pada ternak usia muda dengan daya tahan yang lebih lemah dibanding ternak dewasa. Anemia dan turunannya akan menyebabkan penurunan bobot karkas, konsumsi pakan dan nutrien menjadi tidak optimal, penurunan imunitas ternak, serta meningkatnya resiko kegagalan pertumbuhan fetus, termasuk meningkatnya angka kematian pasca kelahiran. Selain itu, perkembangan kelenjar susu di ambing induk juga terhambat dan tidak maksimal, sehingga anak yang lahir akan kekurangan asupan susu induknya.

Pencegahan serta penanganan dari infestasi cacing Haemonchus contortus secara umum yang dapat dilakukan adalah dengan memotong siklus hidup cacing dan membunuh cacing tersebut. Memotong siklus hidup cacing dapat dilakukan dengan melakukan rotasi padang gembalaan dan memberikan waktu yang cukup agar larva-larva cacing di lokasi pertama mati, tanpa sempat termakan ternak. Cara lain adalah dengan melakukan strategi cut and carry pada pakan hijauan. Selain memotong siklus hidup, membunuh cacing juga harus dilakukan. Pemberian obat cacing komersial spektrum luas seperti albendazole dengan dosis 3-5 mg/kg bobot badan ternak sangat efektif menekan jumlah infestasi cacing di saluran cerna. Selain pada Haemonchus contortus, albendazole juga efektif untuk membasmi parasit lainnya, seperti cacing hati dan koksidia.

ALBENPLUS®

ALBENPLUS® merupakan produk obat cacing (antihelmintik) berspektrum luas dari PT. MITRAVET. Dengan kandungan 210 gram albendazole, ALBENPLUS® dapat mencegah dan mengobati infestasi cacing gilik (Nematoda), seperti Haemonchus contortus. Selain pada cacing gilik (Nematoda), ALBENPLUS®  juga efektif untuk mencegah dan mengobati infestasi cacing pita (Cestoda) dan cacing daun (Trematoda) pada ayam, sapi, babi, kambing dan domba. Berikan 0,5-1 gram ALBENPLUS® per 14 kg berat badan domba atau kambing (dosis tunggal). Kemudian, untuk anak kambing atau domba dapat diberikan ALBENPLUS® sebanyak 0,5 gram. ALBENPLUS® sudah terdaftar di Kementrian Pertanian dengan nomor registrasi KEMENTAN RI No. D. 20046383 PKS. Informasi lebih lanjut kunjungi website kami di www.mitravet.com.

 

(Kenali dan Hindari Cacing Lambung Haemonchus contortus, Infovet, 10 April 2018)