Penyakit ngorok/Shipping fever pada sapi atau yang sering juga disebut dengan Septicemia Epizootica (SE) sudah menyerang ruminansia di Indonesia sejak tahun 1884. Penyakit ini bersifat endemik untuk daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Angka kematian akibat penyakit ini biasanya mencapai 50-100%. Penyakit ini dapat juga menyerang ternak lain seperti unta, kambing, domba, babi, dan kuda. Gejala yang timbul pada stadium akhir yaitu adanya suara ngorok (mendengkur). Penyakit ini akan menimbulkan kerugian besar akibat kematian, penurunan berat badan, dan penjualan ternak dengan harga murah.

Bakteri Pasteurella multocida serotipe 6B dan 6E adalah dalang dari penyakit ini. Bakteri ini termasuk bakteri Gram negatif. Hewan yang sehat dapat tertular oleh SE dengan cara kontak melalui makanan, minuman, dan alat yang tercemar bakteri Pasteurella multocida. Lingkungan terpapar bakteri Pasteurella multocida karena tercemar oleh ludah dan kotoran hewan yang terinfeksi. Bakteri dapat juga mencemari udara sehingga pada babi penularan juga mudah terjadi melalui udara yang tercemar. Keadaan stres merupakan faktor predisposisi untuk penyakit ini. Stres dapat disebabkan karena terlalu banyak dipekerjakan, pakan yang berkualitas rendah, kedinginan, anemia, kandang yang terlalu penuh, dan pengangkutan yang terlalu lama. Penyebab terakhir ini yang menyebabkan penyakit ini sering disebut dengan Shipping fever.

Penyakit SE memiliki 3 bentuk yaitu bentuk busung, pektoral, dan intestinal. Bentuk busung memiliki derajat kematian yang tinggi yaitu sekitar 90% dan berlangsung cepat 3-7 hari sebelum hewan tersebut mati. Bentuk ini ditandai dengan ditemukannya busung pada bagian kepala, tenggorokan, leher bagian bawah, gelambir, dan kaki muka. Hewan terutama kerbau akan mengalami gangguan pernafasan. Bentuk pektoral ditandai dengan batuk kering dan nyeri, disusul dengan ditemukannya eksudat di hidung serta nafas menjadi cepat dan basah. Bentuk ini berlangsung lama sekitar 1-3 minggu. Jika penyakit berjalan kronis, hewan akan batuk, kurus, nafsu makan terganggu, terus mengeluarkan air mata, suhu tdak berubah, diare bercampur darah, kerusakan paru, bronkhi dan pleura. Bentuk ketiga adalah bentuk intestinal. Bentuk ini merupakan gabungan bentuk busung dan pektoral.

Gejala klinis yang umum teramati yaitu demam tinggi, tidak mau makan, diare, feses berdarah, kebengkakan dan busung pada kepala, bagian bawah dada, kaki, dan pangkal ekor. Hewan akan mengalami sesak nafas dan kesulitan menelan. Kematian dapat terjadi tiba-tiba atau 1-2 hari setelah terjadi gejala klinis terlihat. Kematian dapat terjadi karena pelepasan endotoksin oleh bakteri.

Hewan yang mati mendadak

Sumber: tribunnews.com

Diagnosa penyakit ini biasanya dilakukan dengan melakukan nekropsi. Temuan patologi anatomi yang biasa ditemukan antaralain pembengkakan kelenjar limfa di daerah leher, terjadi perdarahan di bawah kulit, adanya cairan kuning pekat di rongga dada, ditemukan bronkopneumonia atau abses (jika penyakit berjalan kronis), pembengkakan lidah, lidah berwarna coklat, rongga perut terisi cairan bening, dan terdapat ptekie di epikardium. SE sering dikelirukan dengan antraks atau rinderpest. Perbedaan temuan patologi anatomi antraks dengan SE adalah pada SE tidak ditemukan perdarahan berwarna hitam. Perbedaan temuan patologis rinderpest dan SE adalah pada SE tidak ditemukan radang usus yang bersifat krupus difteritis dan nekrosa pada jaringan limfoid.

Hasil patologi anatomi sapi yang menderita SE, pembengkakan pada otot mandibula (kiri) dan perdarahan epicardium (kanan)

Sumber: iSIKHNAS

Pengobatan SE dapat dilakukan dengan memberikan antibiotik golongan sulfa kepada ternak. Kandungan antibiotic golongan sulfa (Sulfadiazine dan Trimethoprim) pada MITRAMET-240® dapat mengeliminasi bakteri penyebab penyakit ngorok yaitu Pasteurella multocida sehingga ternak anda akan menjadi sehat kembali. Berikan MITRAMET-240®  untuk sapi atau babi yang sakit dengan dosis 1 gram/7 kgBB selama 3-5 hari. Sulfadiazine dan Trimethoprim bekerja secara sinergis melumpuhkan bakteri dengan cara menghambat sintesis asam folat bakteri. MITRAMET-240® tersedia dalam kemasan 100 g. MITRAMET-240® sudah terdaftar di Kementerian Pertanian dengan nomor registrasi KEMENTAN RI No. 14012710 PKS. 1 Informasi lebih lanjut kunjungi www.mitravet.com.

MITRAMET-240®