Salah satu Grup peternak ayam broiler di Facebook dengan nama akun “Grup Komunitas Peternak Ayam Broiler Indonesia (KPABI 212)” masih ramai dengan pertanyaan seputar CRD kompleks. Berikut kami rangkum pertanyaan-pertanyaan dari anggota grup facebook tersebut. Pertanyaan dari Okky cokky “…ilmunya bosku gimana cara menangani senot dan crd pada ayam ya boss klw udah turun sekam…mohon pencerahannya bosku…” ER ZA “ayamku pada usia ke 25 hari banyak yang cekrek/CRD. Pa solusinya gan???” Rizal Regar “Saya pake segala macam antibiotic buat obati atam crdm tapi semua nihil….mohon pencerahannya. Om….” Hafidh “Minta infonya lur obat crd apa ya lur?”
CRD masih menjadi masalah utama di peternakan terutama ayam broiler dengan kepadatan kandang yang tinggi CRD susah diberantas karena bakteri penyebab CRD (Mycoplasma gallisepticum) merupakan bakteri komensal (alami terdapat di hewan) dan oportunistik (dapat menyerang unggas jika sistem kekebalan unggas menurun). Turunnya kekebalan unggas di kandang dapat dipengaruhi berbagai faktor. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian CRD adalah kadar ammonia dalam kandang. Kadar ammonia yang tinggi dapat merusak sistem pertahanan saluran pernafasan ayam sehingga Mycoplasma gallisepticum dapat menyebabkan ayam sakit.. Infeksi bakteri Mycoplasma gallisepticum biasanya disertai dengan infeksi bakteri lain seperti Escherichia coli yang dapat menyebabkan penyakit berkembang menjadi CRD Kompleks.
Manajemen kandang yang utama yang harus dilakukan untuk mencegah kejadian CRD kompleks antaralain mengatur kepadatan kandang. Kepadatan kadang yang ideal untuk ayam pedaging adalah 15 kg per m2 atau 6-8 ekor ayam pedaging per m2. Kepadatan kandang yang baik untuk ayam pullet grower adalah 12-14 ekor ayam per m2. Sirkulasi udara di dalam kandang juga perlu diperhatikan. Pengaturan sirkulasi udara kandang dapat dilakukan dengan mengatur waktu pembukaan dan penutupan tirai kandang. Pemasakan kipas dan blower juga dapat meningkatkan kualitas sirkulasi udara kandang. Manajemen litter yang baik perlu dijalankan, litter sebaiknya dibalik setiap 3-4 hari untuk mengurangi kadar ammonia dalam kandang.
NEO ERYDOVET FORTE®
Jika sudah ditemukan kasus CRD atau CRD kompleks di kandang, terapi yang dapat diberikan adalah memberikan antibiotik, Antibiotik yang diberikan sebaiknya yang memiliki daya kerja menghambat sintesis protein atau yang merusak intisel bakteri. Antibiotik yang digunakan sebaiknya juga memiliki spektrum yang luas karena infeksi Mycoplasma gallisepticum sering diikuti dengan infeksi Escherichia coli. PT. MITRAVET memperkenalkan NEO ERYDOVET FORTE®, obat CRD kompleks dengan kandungan Erythromycin 240 gram dan Doxycycline 240 gram setiap kg NEO ERYDOVET FORTE®. Erythromycin dan Doxycicline memiliki cara kerja menghambat sintesis bakteri. Kedua antibiotic ini efektif menghambat pertumbuhan bakteri Mycoplasma gallisepticum. Doxycycline juga efektif menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli yang sering menyertai kejadian CRD. Erythromycin dan Doxycycline memiliki efek sinergis untuk membunuh bakteri penyebab CRD dan CRD kompleks. Larutkan 1 gram NEO ERYDOVET FORTE® ke dalam 3 liter air minum berikan selama 3-7 hari untuk mengatasi CRD dan CRD kompleks. NEO ERYDOVET FORTE® sudah terdaftar di Kementerian Pertanian dengan nomor registrasi KEMENTAN RI No. D. 20026296 PKS.
(Sumber: troboslivestock.com, 1 September 2017, Menangani CRD di Lapangan)
Leave A Comment